Vincent van Gogh merupakan salah satu pelukis Pasca-Impresionisme terhebat yang berasal dari Belanda.
Ia menghasilkan lebih dari 2.000 karya seni, terdiri dari sekitar 900 lukisan dan 1.100 gambar dan sketsa.
Masa Kecil
Vincent Willem van Gogh lahir pada tanggal 30 Maret 1853 di Groot-Zundert, Provinsi Brabant. Ayahnya adalah seorang pejabat gereja dan ibunya adalah seorang seniman. Van Gogh belajar bersama ibunya dan kemudian masuk ke sekolah. Di sekolah asrama, dia merasa kesepian dan ingin pulang, tapi justru ditempatkan di sekolah menengah di Tilburg.
Gairahnya terhadap seni muncul saat masih kecil setelah dia diminta untuk menggambar oleh ibunya. Gambar awalnya sangatlah ekspresif. Dia kemudian diasah lebih mendalam di Tilburg di bawah asuhan Constant Cornelis Huijsmans, seniman terkenal di Paris, Perancis. Filosofi Huijsmans adalah menolak segala bentuk impresi akan benda, utamanya pada alam atau obyek biasa.
Namun, filosofi itu nampaknya tidak disukai Van Gogh sehingga mata pelajaran itu sama sekali tidak masuk ke pikirannya.
Di usia 15 tahun keluarga Van Gogh mengalami masalah finansial, dia harus berhenti sekolah dan bekerja di toko barang seni milik pamannya.Pada saat itu, Van Gogh muda telah menguasai dengan baik bahasa Jerman, Perancis, dan Inggris sama seperti Belanda yang merupakan bahasa ibu. Di waktu luangnya, dia berkunjung ke sebuah galeri seni dan menyukai karya-karya dari Charles Dickens dan George Eliot. Lalu dia jatuh cinta pada putri pemilik tempat penginapannya, Eugenie Loyer, namun permintaan lamarannya ditolak oleh Loyer. Penolakan Eugenie Loyer, mempengaruhi Van Gogh dengan sangat dalam. Ia membuang semua buku-bukunya, kecuali Alkitab, dan menyalurkan dedikasinya pada Tuhan. Dia juga mengatakan kepada pelanggan untuk tidak membeli "karya seni tak bernilai" yang membuatnya dipecat. Yang setelahnya dia bekerja sebagai guru tanpa bayaran dan berusaha menjadi pendeta. Namun, usahanya tidak berhasil dan dia mulai fokus pada seni lukis.
Mulai meniti karir menjadi seniman
Pada musim gugur tahun 1880, Van Gogh pindah ke Brussels dan memulai karier sebagai seniman meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan seni. Saudaranya, Theo, bersedia menanggung biaya hidupnya. Van Gogh kemudian belajar secara mandiri dengan membaca buku-buku seperti "Travaux des champs" karya Jean-François Millet dan "Cours de dessin" karya Charles Bargue. Karya seni membantu mengendalikan kondisi emosionalnya dan pada 1885 dia mulai mengerjakan karya pertamanya "Potato Eaters". Pada saat itu Theo pindah ke Paris, dan Van Gogh juga tinggal bersamanya. Di ibu kota Perancis itu, Van Gogh begitu terkesima dengan cahaya, warna, dan seni yang ditampilkan impresionisme itu. Dia kemudian mulai belajar bersama Henri de Toulouse-Lautrec, Camille Pissarro, serta para pelukis lain. Namun, demi menghemat uang, mereka memutuskan untuk berpose sendiri bagi lukisan masing-masing. Van Gogh sangat bersemangat. Saking semangatnya, dia sering berdebat dengan pelukis lain sehingga membuat mereka jengah. Van Gogh mulai menyukai seni Jepang dan ingin mempelajari filosofi Timur untuk meningkatkan seninya. Toulouse-Lautrec memberinya saran untuk pergi ke desa Arles di Perancis selatan karena cahayanya mirip dengan Jepang. Pada Februari 1888, Van Gogh memutuskan pergi ke desa tersebut dengan kereta dan mengeluarkan uang untuk membeli bahan lukis, bukan makanan atau kebutuhan lain.
Van Gogh Memotong Telinganya
Pada bulan Desember 1888, kondisi Van Gogh memburuk, aneh, dan ia merasa sakit. Diyakini saat itu kesehatan psikologinya menurun. Kakaknya, Theo menjadi khawatir yang selanjutnya ia menawarkan sejumlah uang kepada seniman Prancis Paul Gauguin, untuk tinggal bersama Van Gogh. Namun, selama sebulan, mereka sering berdebat dan pada suatu malam, Gauguin meninggalkan rumah mereka. Yang setelahnya, Van Gogh memotong kuping kirinya menggunakan pisau cukur. Setelah kejadian itu, van Gogh masuk ke rumah bordil favoritnya di Arles untuk memberikan telinganya kepada seorang gadis berusia 18 tahun bernama Gabrielle Berlatier, yang bukan seorang pelacur, tetapi seorang pembantu di fasilitas itu, menurut buku terbaru Van Gogh's Ear: The True Story, oleh Bernadette Murphy. Murphy juga menyertakan gambar oleh dokter yang merawat lukanya, yang menunjukkan bahwa alih-alih hanya memotong daun telinga — seperti versi cerita sebelumnya — van Gogh telah menghilangkan hampir seluruh telinganya. Setelah kejadian itu, Van Gogh dirawat di rumah sakit di Arles dan kemudian memeriksakan dirinya ke rumah sakit jiwa di Saint-Remy selama setahun. Selama tinggal di Saint-Remy, dia mengalami berbagai perubahan antara periode kegilaan dan kreativitas yang intens, di mana dia menghasilkan beberapa karya terbaik dan terkenalnya, termasuk Starry Night dan Irises.
Akhir Hidup Van Gogh
Pada bulan Mei 1890, Van Gogh pindah ke Auvers-sur-Oise, dekat Paris, di mana ia terus dilanda keputusasaan dan kesepian. Pada 27 Juli 1890, Van Gogh mencoba bunuh diri dengan cara menembak dadanya menggunakan revolver Lefaucheux 7mm. Saat itu pelurunya tersangkut di tulang belakangnya. Dia sempat dirawat. Namun tidak dilakukan operasi sehingga pelurunya tak dikeluarkan. Van Gogh meninggal karena menderita infeksi di lukanya pada 29 Juli 1890 dengan kata terakhir
"The sadness will last forever".
Van Gogh hanya menjual satu lukisan selama hidupnya, 'The Red Vineyard'. Lukisan ini sekarang berada di Museum Pushkin di Moskow. Lebih dari 900 lukisan Van Gogh lainnya tidak dijual atau dibuat terkenal sampai setelah kematiannya.
source international.kompas.com qz.com artsandculture.google www.history.com wikipedia.org
0 komentar